Sebelum melakukan kunjungan ke Indonesia, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz melakukan kunjungan ke Malaysia, Minggu (26/2/2017). Raja Salman akan menyambangi Malaysia selama empat hari. AFP/Manan Vatsyayana
Metrotvnews.com, Jakarta: Ketua Pusat Studi Hubungan Indonesia-Timur Tengah Muhammad Ja'far, menyebut ada perubahan konstelasi poloitik di Timur Tengah yang kemudian mulai melirik Asia Pasifik dan Asia Tenggara sebagai mitra strategis.
Menurut dia, ketika bicara Asia Tenggara, Indonesia merupakan jawaban bagi para investor dunia untuk bisa diajak kerja sama dalam berbagai sektor. Utamanya, sektor ekonomi.
"Ada tiga varian yang dimiliki Indonesia dan itu menjadi kelebihan kita. Islam, demokrasi, dan potensi ekonomi yang besar," kata Ja'far dalam Newsline Metro TV, Senin (27/2/2017).Menurut dia, ketika bicara Asia Tenggara, Indonesia merupakan jawaban bagi para investor dunia untuk bisa diajak kerja sama dalam berbagai sektor. Utamanya, sektor ekonomi.
Ja'far mengatakan kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz merupakan titik balik bahwa Indonesia memiliki posisi penting dalam aspek ekonomi dan politik sebagai politik demokrasi Islam. Secara politis, kata dia, posisi Indonesia mulai dipertimbangkan.
"Secara politis menunjukan Indonesia semakin penting posisinya. Di regional Asia Tenggara dan kaitannya dengan negara-negara di Timur Tengah," katanya.
Ja'far mencontohkan, pada Desember 2016, Jokowi berkunjung ke Irak dan realisasi kerja sama ekonomi dilakukan. Arab Saudi, kata dia, tentu melihat fenomena ini dan tak mau ketinggalan untuk ikut merealisasikan pendekatan hubungan dengan Indonesia.
Sementara keuntungan Indonesia dalam aspek ekonomi adalah, Indonesia sedang fokus pada pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Artinya, negara-negara Timur Tengah salah satu jawaban penting bagi Indonesia sebagai mitra strategis dalam bidang ekonomi.
"Ini momentum yang tepat dan juga waktu yang tidak boleh dibiarkan berlalu," jelasnya.