Istriku adalah seorang ibu rumah tangga yang tidak bekerja di luar. Hal ini terjadi bukan karena aku tidak mengizinkan dia bekerja, atau karena uangku sangat banyak, tapi ini keputusan dia. Dia memutuskan untuk berhenti bekerja setelah melahirkan. Awalnya kupikir dia ingin sepenuh hati menjaga anak dan merawat rumah, tapi tampaknya hal yang terjadi tidak semudah itu.
Selama 6 bulan pertama, aku tidak merasa ada yang aneh. Gajiku cukup untuk membiayai 3 orang di dalam keluarga kami, walaupun terkadang aku harus sedikit mengikat perut. Istriku tidak pernah mengeluh soal apapun, tapi juga tidak mencari pekerjaan atau membantu mempermudah kesulitan ekonomi keluarga kami. Aku tidak keberatan, sampai 6 bulan terakhir. Selama 6 bulan terakhir ini dia mulai menghabiskan uang dalam jumlah yang lebih banyak. Selain itu setiap kali istriku mengatakan ingin pergi ke pasar, dia selalu pergi dalam waktu yang sangat lama, sampai beberapa jam. Kami memang tidak tinggal terlalu dekat dengan pasar, tapi tidak seharusnya istriku menghabiskan waktu begitu lama di pasar. Jarak antara rumah dan pasar yang tidak sangat jauh membuat 1 jam berada di pasar sudah cukup lama sebenarnya.
Ketika aku bertanya apa yang terjadi, dia selalu berkata kalau banyak barang-barang yang harus dia pilih dan terkadang dia mengobrol dengan tetangga-tetangga yang juga kebetulan di pasar.
Suatu hari saat aku pergi bekerja, aku lupa membawa kunci dan menelefon ke rumah, berencana untuk meminta istriku pulang lebih cepat. Tapi karena dia tidak membawa handphone keluar rumah, aku memutuskan untuk menyusulnya ke pasar, tapi tidak bisa menemukannya. Aku mulai ragu.
Aku pun menunggunya di tempat yang mudah terlihat dan melihat istriku sedang berbincang-bincang dengan salah 1 temannya. Kecurigaanku mulai bertambah.
Keesokan harinya aku pun diam-diam mengikuti istriku saat dia mengatakan ingin ke pasar, tapi ternyata dia tidak berjalan ke arah pasar yang berada di dekat rumah, melainkan masuk ke sebuah gang kecil, bertemu dengan seorang pria yang adalah teman SMAnya dan berhubungan intim disana. Aku sedih, marah, kecewa, dan mual rasanya melihat hal ini, tapi aku tidak tahu apa yang harus kulakukan... Aku minta cerai, tapi istriku memohon dan meminta maaf untuk segala sesuatunya. Aku bingung, apakah aku harus mengikuti perasaanku, atau memberikan maaf bagi dia?
Selama 6 bulan pertama, aku tidak merasa ada yang aneh. Gajiku cukup untuk membiayai 3 orang di dalam keluarga kami, walaupun terkadang aku harus sedikit mengikat perut. Istriku tidak pernah mengeluh soal apapun, tapi juga tidak mencari pekerjaan atau membantu mempermudah kesulitan ekonomi keluarga kami. Aku tidak keberatan, sampai 6 bulan terakhir. Selama 6 bulan terakhir ini dia mulai menghabiskan uang dalam jumlah yang lebih banyak. Selain itu setiap kali istriku mengatakan ingin pergi ke pasar, dia selalu pergi dalam waktu yang sangat lama, sampai beberapa jam. Kami memang tidak tinggal terlalu dekat dengan pasar, tapi tidak seharusnya istriku menghabiskan waktu begitu lama di pasar. Jarak antara rumah dan pasar yang tidak sangat jauh membuat 1 jam berada di pasar sudah cukup lama sebenarnya.
Ketika aku bertanya apa yang terjadi, dia selalu berkata kalau banyak barang-barang yang harus dia pilih dan terkadang dia mengobrol dengan tetangga-tetangga yang juga kebetulan di pasar.
Suatu hari saat aku pergi bekerja, aku lupa membawa kunci dan menelefon ke rumah, berencana untuk meminta istriku pulang lebih cepat. Tapi karena dia tidak membawa handphone keluar rumah, aku memutuskan untuk menyusulnya ke pasar, tapi tidak bisa menemukannya. Aku mulai ragu.
Aku pun menunggunya di tempat yang mudah terlihat dan melihat istriku sedang berbincang-bincang dengan salah 1 temannya. Kecurigaanku mulai bertambah.
Keesokan harinya aku pun diam-diam mengikuti istriku saat dia mengatakan ingin ke pasar, tapi ternyata dia tidak berjalan ke arah pasar yang berada di dekat rumah, melainkan masuk ke sebuah gang kecil, bertemu dengan seorang pria yang adalah teman SMAnya dan berhubungan intim disana. Aku sedih, marah, kecewa, dan mual rasanya melihat hal ini, tapi aku tidak tahu apa yang harus kulakukan... Aku minta cerai, tapi istriku memohon dan meminta maaf untuk segala sesuatunya. Aku bingung, apakah aku harus mengikuti perasaanku, atau memberikan maaf bagi dia?