Foto: Noval Dhwinuari Antony
Jakarta - Cagub DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menunaikan ibadah salat Jumat bersama mantan penyidik KPK Novel Baswedan. Dalam sambutannya seusai salat Jumat, Anies mengajak umat Islam Indonesia menjadi contoh bagi dunia.
Anies salat Jumat di Masjid Al-Ikhsan, Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (24/2/2017). Umat Islam Indonesia, dikatakannya, tengah menjadi perhatian dunia saat ini.
"Saya ingin sampaikan, Jakarta, Indonesia, sedang menjadi perhatian dunia, mari kita menyadari, mari kita perhatikan itu. Di tempat ini adalah penduduk yang multiminoritas, tapi dunia nggak tahu itu. Indonesia ini multiminoritas, ada 719 bahasa, ada 419 suku bangsa, tapi negeri ini sangat heterogen," ujar Anies kepada jemaah masjid seusai salat.
Meski Indonesia merupakan negara yang multiminoritas, dunia mengetahui bahwa Indonesia adalah negara dengan mayoritas muslim. "Karena yang diketahui dunia adalah kriterianya adalah agama, bukan kriteria suku bangsa," jelasnya.
Anies kemudian menyinggung aksi damai umat Islam pada tanggal 2 Desember tahun 2016. Meski dalam kondisi yang marah, umat Islam yang saat itu tengah protes, dikatakannya, mampu menggelar aksi damai dengan zikir.
"Lalu apa yang menjadi perhatian di tempat ini, selama beberapa bulan menarik perhatian dunia karena apa, karena ada sebuah peristiwa yang mengundang kemarahan. Tapi orang-orang yang dalam marah itu kumpul dalam damai, tanggal 2 Desember berkumpul di Monas, siapa yang berkumpul, orang yang marah, orang yang protes," jelasnya.
"Mari kita terus tunjukkan bahwa umat Islam Indonesia bisa menjadi contoh bagi dunia," sambungnya.
Anies mengatakan agenda salat Jumat di lokasi tersebut merupakan bagian dari safari. Namun secara kebetulan masjid yang didatangi berada dekat dengan rumah Novel Baswedan, yang tidak lain adalah adik sepupunya.
"Suara (saat pilkada) saya malah belum mengecek. Tapi begini, kami akan bertugas untuk Jakarta. Bukan perolehan suara yang menjadi penting. Mau suaranya yang tinggi nomor 1, nomor 2, nomor 3, yang penting adalah warga Jakarta semuanya perlu ditampung aspirasinya, sehingga kita tidak berpikir partisan. Tapi berpikir untuk semua warga Jakarta," ujarnya.
Anies salat Jumat di Masjid Al-Ikhsan, Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (24/2/2017). Umat Islam Indonesia, dikatakannya, tengah menjadi perhatian dunia saat ini.
"Saya ingin sampaikan, Jakarta, Indonesia, sedang menjadi perhatian dunia, mari kita menyadari, mari kita perhatikan itu. Di tempat ini adalah penduduk yang multiminoritas, tapi dunia nggak tahu itu. Indonesia ini multiminoritas, ada 719 bahasa, ada 419 suku bangsa, tapi negeri ini sangat heterogen," ujar Anies kepada jemaah masjid seusai salat.
Meski Indonesia merupakan negara yang multiminoritas, dunia mengetahui bahwa Indonesia adalah negara dengan mayoritas muslim. "Karena yang diketahui dunia adalah kriterianya adalah agama, bukan kriteria suku bangsa," jelasnya.
Anies kemudian menyinggung aksi damai umat Islam pada tanggal 2 Desember tahun 2016. Meski dalam kondisi yang marah, umat Islam yang saat itu tengah protes, dikatakannya, mampu menggelar aksi damai dengan zikir.
"Lalu apa yang menjadi perhatian di tempat ini, selama beberapa bulan menarik perhatian dunia karena apa, karena ada sebuah peristiwa yang mengundang kemarahan. Tapi orang-orang yang dalam marah itu kumpul dalam damai, tanggal 2 Desember berkumpul di Monas, siapa yang berkumpul, orang yang marah, orang yang protes," jelasnya.
"Mari kita terus tunjukkan bahwa umat Islam Indonesia bisa menjadi contoh bagi dunia," sambungnya.
Anies mengatakan agenda salat Jumat di lokasi tersebut merupakan bagian dari safari. Namun secara kebetulan masjid yang didatangi berada dekat dengan rumah Novel Baswedan, yang tidak lain adalah adik sepupunya.
"Suara (saat pilkada) saya malah belum mengecek. Tapi begini, kami akan bertugas untuk Jakarta. Bukan perolehan suara yang menjadi penting. Mau suaranya yang tinggi nomor 1, nomor 2, nomor 3, yang penting adalah warga Jakarta semuanya perlu ditampung aspirasinya, sehingga kita tidak berpikir partisan. Tapi berpikir untuk semua warga Jakarta," ujarnya.